BEST FRIEND FOREVER
By : *** ********
Cerita ini hanyalah karangan fiktif belaka
Jika ada kesamaan nama, tempat, dan waktu kejadian
Jangan Ditiru !!!
Adegan ini hanya dilakukan oleh orang yang tidak professional
Hei guys, seime and uke. Namaku adalah
Boex. Aku dilahirkan dari keluarga mapan. Kakekku seorang pahlawan. Beliau
gugur sebelum ayahku dilahirkan. Sebelum ia gugur, ia berpesan agar anak dan
cucunya ditambahkan dengan nama belakang, yaitu ‘Lorosae’. Lorosae berarti
”Tempat Matahari Terbit”. Matahari dilambangkan oleh orang Jepang sebagai
pemimpin di alam semesta dan juga pemimpin Jepang. Lalu juga ditambahkan
‘Vinceremos’. Artinya Vinceremos adalah “Kemenangan”. Margaku adalah
Vinceremos. Lorosae dan Vinceremos adalah bahasa dari Timor Leste (dulunya
Timor Timur). Aku memiliki sebuah kisah yang tak terlupakan sejak aku ke
Jakarta. Dan aku hanya pergi sendirian ke Jakarta.
Pada suatu hari. Aku mencari kost kost-an
dengan susah payah. Dan berhasil aku dapatkan. Suatu ketika, aku sedang lari
pagi. Tiba-tiba ada seorang wanita yang menabrakku.
“Aduh, maafkan aku ya. Aku tidak sengaja.”
“Tidak apa-apa kok mba. Aku juga tidak
melihat jalan kok.”
“Sekali lagi, maaf ya. Saya sedang
terburu-buru. Saya dikejar-kejar fans.”
“Mba ingin bersembunyi. Bersembunyi di
tempat aku nge-kost saja.”
Aku dan wanita ini terus di dalam kost selama 20 menit. Wanita ini benar-benar beautiful. Kulitnya bening. Kalau minum kopi, pasti kopinya kelihatan. Minum teh, sari-sarinya kelihatan. Kalau minum cingcau, tukang cingcaunya kelihatan. Apalagi kalau minum susu. Nggak kelihatan apa-apa. Saking beningnya.
“Terima kasih, ya. Kamu sudah tolong aku.”
“Sama-sama mba.”
“Aduuuh, jangan panggil mba dong. Umurku
masih 18 tahun.”
“Oh, sama dong. Aku juga 18 tahun. Kalau
boleh tau, namanya siapa ? Kalau nggak boleh tau juga nggak apa-apa.”
“Namaku, Margareth Angelina. Kalau kamu
siapa ?”
“Boex. Boex Lorosae Vinceremos.”
“Namamu cukup keren juga ya.”
“Kamu juga. Nama kamu cantik seperti
orangnya.”
“Terima kasih. Aku pergi dulu ya.”
“Ya, sama-sama. Hati-hati di jalan.”
Semenjak itu, aku jadi memiliki kenalan di
sini. Aku juga tau seluk beluk kota Jakarta. Aku juga sudah mendapatkan pekerjaan,
yaitu Cleaning Servis di sebuah
perusahaan swasta. Tadinya aku piker pekerjaan yang cukup bagus. Dari namanya
saja sudah cukup keren. Tau-taunya. Hmm…Tapi tak apalah, daripada tidak ada
pekerjaan.
* * *
Detik demi detik. Menit demi menit. Jam
berganti jam. Hari demi hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Aku
selalu menabung. Lalu aku membeli rumah sendiri, walaupun sederhana. Tetapi
rumahku 2 tingkat. Rumahku berada di tengah kota. Aku mulai mendapatkan teman
lelaki di sini. Mereka selalu mengajakku bermain. Entah itu sepak bola, bola
basket, bahkan softball ataupun baseball.
Tidak
terasa juga kalau aku sudah 3 tahun di sini. Dan aku juga baru tau, kalau Angel
adalah seorang personil Chibi (singkatan dari Cherrybelle).
Gw ajak Angel jalan-jalan dengan motor baru gw. Gw akan kasih kejutan buat dia.
“Ngel, kamu udah makan belom ?”
Di antara semua temanku, yang paling dekat
denganku adalah Johan Nesburg, Rohan Nesburg, Beni Regitto, dan Samir Rakhana.
Johan dan Rohan adalah saudara kembar. Perbedaannya hanya terletak pada rambut.
Johan berwarna merah, dan Rohan berwarna biru. Mereka berdua keturunan orang
Perancis. Beni orang Indonesia asli. Dia memiliki tinggi 179 cm. Dan memiliki
tubuh yang cukup besar. Berat badannya saja sampai 60 kg. Tapi dia orangnya
baik. Karena itulah, setiap kita bermain dengannya, kita benar-benar seperti
memiliki bodyguard. Samir adalah
orang India. Orang tuanya pindah ke Jakarta karena suatu urusan. Hidungnya
mancung.
Walaupun kami berbeda agama, Johan dan
Rohan beragama Kristen Katolik, Samir beragama Hindu, serta Beni dan aku
beragama Islam, kami tetap menjaga persahabatan kami. Sedikit demi sedikit, aku
mulai berubah. Jika denagn teman sebaya, aku menggunakan bahasa Indonesia gaul,
seperti gw dan lu.
* * *
Suatu ketika, gw diajak Angel ke tempat
latihan. Gw dikenalkan sama temen-temennya. Ada 8 orang. Mereka adalah Kezia
Karamoy, Anisa Rahma, Geovany Jessica Stefani Auryn, Yefani Filliang, Christy
Saura Noela Unu, Cherly Yuliana Anggraini, dan Steffany Margaretha Aay, serta
Brigitta Cynthia. Mereka lebih akrab disapa Kezia Chibi, Anisa Chibi, Ryn
Chibi, Felly Chibi, Christy Chibi, Cherly Chibi, Steffy Chibi, dan Gigi Chibi.
Chibi berarti imut/lucu. Lalu Cherrybelle berasal dari 2 kata, Cherry dan
Belle. Cherry = Cantik dan Belle = Manis. Jadi, Cherrybelle adalah perempuan-perempuan
cantik dan manis. Semuanya baik. Terkadang gw juga kebalik antara Christy dan
Felly.
“Kita makan di luar yuk”, kata Christy.
“Maksudnya di luar, di teras ?” kata gw.
“Bukan, maksudnya di luar, di restoran kalo
ga di café”, lanjut Christy.
“Udah yuk, berangkat”, kata Gigi sambil
mengambil tas miliknya.
Setelah berhari-hari, gw mulai akrab dengan
mereka. Gw juga sudah kenalin mereka
sama Johan, Rohan, dan Beni, serta Samir.
Sedikit demi sedikit, gw punya rasa aneh
sama Angel. Setiap kali bertemu dengannya, hati gw langsung dag dig dug.
Terkadang juga salah tingkah. Gw juga mulai suka sama Ryn. Gw sama dia,
sama-sama menyukai kartun Naruto. Dia suka Gaara, dan gw suka Uciha Madara.
Di sini, gw juga sudah berubah banyak lagi.
Gw sudah mulai bias mengungkapkan rayuan gombal. Tapi tetep ajah, gw bukan
buaya kok.
“Anisa, sepertinya kita harus berakhir.”
“Kok berakhir, berakhir kenapa ?”
“Aku
belum selesai bicara. Maksudku berakhir, berakhir di pelaminan.”
“Oouuuhh, Boex.”
“Nis, sekarang kan lagi banyak demo. Aku
juga mau ikutan demo.”
“Demo apa ?”
“De, mou ga jadi pacar aku ?”
“Iiihhh, Boex mah. Ntar dimarahin sama
chibi lain.”
“Ga, aku kan cuman kidding.”
Johan, Rohan, Beni, dan Samir, serta gw,
sekarang sudah bisa nge-dance. Walaupun
masih jelek dibandingkan Chibi. Terkadang kami juga perform. Walaupun kami
hanya menunggu di belakang panggung, tapi kami cukup senang diajak pergi-pergi.
Sekalian jalan-jalan.
* * *
Pada hari ini, gw mulai ANDILAW (ANtara
DIlema dan gaLAW). Hari ini hari bebas cuti. Daripada gw nganggur di rumah,
temen-temen gw juga lagi ga ada, mendingan gw pergi ke kampusnya chibi. Gw
nunggu di tempat parkir. Sekitar 1 jam berlalu, gw melihat Angel, Felly, dan
Cherly, serta Christy keluar dari kampus. Christy meninggalkan Angel, Felly,
dan Cherly karena pergi dengan seorang lelaki. Dengan sangat mantap dan percaya
diri, gw langsung menghampiri Angel.
“Angel.”
“Eh, Boex. Ngapain kamu di sini, kamu nggak
kerja”, kata Cherly.
“Hari ini hari bebas cuti. Oh, iya. Boleh
pinjem Angelnya sebentar nggak ? Palingan cuman 1 hari.”
“Boleh ajah sih, tapi jangan sampai pecah.
Kalau pecah artinya membeli”, kata Felly.
“Angel
tuh manusia, bukan benda. Pedeeeekk”, bantah Cherly sembari mencubit hidung
Felly.
“Ayo, Ngel.”
“Aku pergi dulu ya, pesek.”
“Iya. Hati-hati di jalan ya. L.E.M.O.T.”
“Leeeeemot”, kata Felly dan Cherly dengan
serempak.
Gw ajak Angel jalan-jalan dengan motor baru gw. Gw akan kasih kejutan buat dia.
“Ngel, kamu udah makan belom ?”
“Hmmm,…Belom sih.”
“Kita
makan dulu yuk.”
Gw juga dah siapin duit yang banyak,
kalau-kalau sampai Angel mesen makanan yang berlebihan. Pas mesen, untungnya
Angel milih makanan yang tidak terlalu mahal.
“Habis ini kita mau kemana ?”
“Ke taman kota, ada yang ingin kubicarakan
sama kamu.”
“Soal apa ?”
“Kasih tau ga ya ?”
“Kasih tau donk.”
“Hmm,…Nggak”
Dia hanya tersenyum. Senyumannya
benar-benar manis. Kalau dia tersenyum, wajahnya seperti bersinar. Apalagi kalo
dia berjalan, seakan dunia memperhatikannya. Dan kalo dia berhenti, waktu
terasa berhenti.
Pas gw ajak duduk di bangku taman kota,
jantung gw terus berdebar-debar.
“Ngel, a…aku. Aku mau kasih sesuatu buat
kamu.”
“Ngasih apa ?”
“Ta…tapinya. Ka…kamu merem dulu.”
“Sampai
kapan ?”
“Hmmm,…kamu hitung dari 1 sampai 30.”
“Kalau begitu, aku merem ya.”
Gw langsung ambil kalung di kantong celana
gw. Kalung itu berbentuk hati yang bisa dibagi dua. Kalungnya gw pakaikan di
leher Angel.
“Ngel, sekarang buka mata kamu.”
“Katanya hitung sampai 30.”
“Sekarang
ajah bukanya.”
Perlahan-lahan, Angel membuka matanya. Dan
ketika melihat kalung itu, matanya berkaca-kaca seperti menahan tangis.
“Bo…boex.
I…ini.”
“Angel. Aku suka sama kamu. Aku belum
pernah bertemu dengan wanita yang lebih cantik dari kamu.”
“Tapi, kan. Masih ada yang lebih baik lagi
dari aku.”
“Oh, ya. Siapa ?”
“Anisa, ataupun yang lainnya. Ryn, yang
tingginya lebih dari kamu.”
“Tidak. Hatiku cuma ada satu. Sudah untuk
mencintaimu. Cintaku cuma sama kamu. Sayangku Cuma untuk kamu. Kalo kamu terima
aku, aku akan berganti nama jadi Ipul.”
“Kok Ipul ?”
“You are beautipul. Nanti namaku, Ipul si
Tomat Layu.”
“Tomat Layu. Apaan tuh ?”
“Tomat, i love you tomat.”
“Kalo layu ?”
“Really really layu. Jadi, gimana ?”
“Hmmm,…gimana
ya ?”
“Kalo kamu mau jadi pacarku, tolong
pakaikan kalung yang satunya lagi di leherku. Jika tidak mau, kamu bisa
membuang atau melempar kalung ini ke tanah.”
Berhentik sejenak. Diam tanpa kata.
“Ma…maaf, Boex. Aku tidak bisa menjawabnya
sekarang. Lain kali saja ya. Ini, kalungmu. Aku harus pulang.”
“Angel, tunggu. Bawalah ini untuk
menjawabnya.”
“Tidak Boex. Kita baru sebagai teman. Maaf,
aku ingin pulang sendiri.”
Gw ga tau, apakah Angel mencintai gw atau
tidak. Dari cara mengungkapkan kata-katanya dan menitikkan air mata, sepertinya
dia sedang memilki masalah besar hari ini. Gw hanya bisa pulang memikirkan apa
yang akan terjadi. Entah apa yang harus dilakukan di rumah kosong ini.
Untungnya gw masih memiliki sahabat sejati. Johan, Rohan, Beni, dan Samir
ngajakin gw maen di warnet. Pas sampai di warnet, banyak orang-orang bermain
dengan menggunakan komputer. Ada beberapa orang tertawa dengan komputer yang
ada di depannya. Ada juga beberapa anak kecil yang berteriak-teriak dengan
temen-temennya tanpa melihat langsung apa yang sedang dilakukan temen-temennya.
“Woi, bantuin.”
“Ntar dulu, lagi gw comboin nih.”
“Hati-hati, dia ada delaynya.”
“Ndi, pake Cyber Medic.”
“Ngapain pake Cyber Medic.”
“Ngilangin skill yang udah ada delaynya
doang.”
Begitulah, apa yang dikatakan anak-anak
ini. Gw juga ga tau, knapa mereka bisa seperti itu.
“Boex, sini. Jangan diem ajah di depan
pintu. Kaya pak satpam. Kalo lu diri di situ, ntar yang digaji lu, bukan pak
satpamnya”, teriak Beni.
Gw duduk di samping temen-temen gw. Gw juga
bingung mau ngapain. Gw lihat Samir. Dia sama seperti gw.
“Mir, Boex. Ngapa lu kagak ikutan maen ?”
kata Rohan.
“Ntar, gw lihat-lihat dulu”, kata gw.
Walaupun gw sering liat komputer di tempat
kerja gw, tetep ajah gw ga bisa maininnya. Itu karna gw ga pernah nyentuh itu
yang namanya komputer.
Johan, Rohan, dan Beni asik sekali bermain
komputer. Mereka bermain games online, atau menggunakan salah satu fasilitas
internet untuk jejaring sosial, yaitu Facebook, Twitter, ataupun e-mail di
Yahoo dan GMail. Gw mulai mencoba itu komputer.
“Eh, bikinin yang kayak lu dong. Apa tuh
namanya tuh. Facebook apa Twitter lah. Yang penting situs jejaring sosial”,
kata gw.
“Dah, bikinin semuanya ajalah. Daripada lu
rempong”, kata Johan kepada Beni.
Pada saat sorenya, petualangan cinta baru
dimulai. Sekitar pukul 16.00, Ryn menelpon gw.
“Hai, Boex. Kamu lagi ngapain ? Ini aku,
Ryn.”
“Oh, hai. Aku sedang tidur.”
“Maaf mengganggu. Nanti malam ada acara ga
?”
“Hmmm,…kayaknya sih ga ada. Mang knapa ?”
“Aku
mau makan malam bareng kamu. Nanti malam aku ke rumahmu ya.”
“Jam brapa ?”
“Jam 7 malam nanti. Sudah dulu ya.”
“Eh, Ryn… Wah, udah dimatiin ajah.”
Gw ga tau, apa yang direncanain Ryn. Gw
langsung beres-beresin rumah. Soalnya, kalo habis makan nanti, gw pengen
langsung istirahat dan tidur.
Gw berpakaian yang tidak biasanya. Gw memakai
celana panjang berwarna hitam. Kemeja putih dan jas hitam. Gaya rambut sedikit
diubah. Bahkan pas gw keluar rumah ke warung, tetangga gw ada yang nanyain,
kalo gw habis potong rambut apa ga. Sambil menunggu kedatangan Ryn, gw menonton
TV sebentar.
“Ting, nong”, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Itu pasti Ryn yang dateng.
“Hai, Ryn.”
“Oh, hai. Hmm,…berangkat yuk.”
“Aku ambil kunci dulu ya.”
“Kunci apa ?”
“Kunci motor.”
“Kok pake motor sih.”
“Emang, mau jalan pake apaan ?”
“Pake
mobil aku.”
“Tapi aku ga bisa naik mobil.”
“Tenang, aku yang nyetir.”
Gw agak canggung sih. Masa cewe yang
nyetir, bukan cowonya. Ntar gw dibilang apa sama orang-orang. Muke gw mau
ditaruh di mane.
Pada saat sudah sampai di café. Gw dikasih
minuman sama Ryn. Minuman itu nggak jelas. Tetapi rasanya manis dan hangat. Gw
minta tambah lagi sama Ryn. Tiba-tiba pala gw mules, perut gw pusing. Dan gw ga
inget apa-apa lagi.
* * *
Aduuhh. Sepertinya pala gw lagi sariawan.
Gw melihat sinar yang terang. Gw baru sadar, ternyata gw ada di atap gedung.
“Kamu udah bangun ?”
“Aku brada di mana ini ?”
“Kamu lagi di atap gedung.”
“Iya, aku tau. Tapi di mana ini, daerah
mana ?”
“Daerah Bandung.”
“Haah, Bandung ? Jawa Barat ?”
“Iya lah. Mang Bandung di mana lagi selain
di Jawa Barat.”
“Kita
jauh-jauh kesini mau ngapain ?”
“Aku mau ngasih kamu surprise. Makanya,
bangun.”
Gw
bener-bener terkejut. Pemandangan ini sungguh bagus. Seluruh rumah dimatikan
lampunya. Ada beberapa rumah yang dinyalakan. Jika rumah itu dihubungkan satu
sama lain, akan membentuk suatu kata. Dan kata itu adalah “I ♥ U”.
“Horeee,…bagus nggak ?”
“A, apa
maksudnya ini ?”
“Inilah
surprise yang ingin aku kasih. Kamu suka nggak ?”
“R, Ryn ?”
“Boex, aku
suka sekali sama kamu. Aku mencintai kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku ?”
“R, Ryn.
(Dag, Dig, Dug) Ma…maaf, Ryn. Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Lain kali
saja ya.”
“Kalo
begitu, aku boleh minta nomer telpon kamu, nomer Hp. Kalo nggak, kamu punya Fb
nggak, ataupun Twitter gitu ?”
“Nomer Hp punya, tapi males makenya.”
“Kenapa ?”
“Aku nggak
punya pulsa.”
“Oouuhhh,
kalo Fb sama Twitter ?”
“Punya, baru
ajah dibikinin tadi siang.”
“Fb kamu
apa, Twitter kamu apa ?”
“Kalo Fb ada
2, www.facebook.com/oka.prasetyo.56 , sama www.facebook.com/BoexLorosae. Kalo twitter, @OkaSCL48.”
“Fb kenapa
ada 2 ?”
“Yang
satunya cuman iseng doing.”
“Boex,
pikirkan dengan matang ya. Aku menunggu jawabanmu.”
Gw sama Ryn
langsung pulang ke rumah. Pada saat di rumah, gw langsung cuci kaki dan segera
tidur. Ketika hendak tiduran, gw buka twitter sebentar. Dan ternyata ada yang
nge-tweet gw, yaitu Rohan. Dia bilang sama gw, “Boex, lu temen deketnya Angel,
kan. Tolong dong, suruh dia ketemu sama gw.” Karna penasaran dengan Rohan, apa
maksud dari tulisannya, gw langsung nelpon Rohan.
“Halo.”
“Maksud lu
nge-tweet gw apaan ?”
“Eh, Boex. Nggak. Gw pengen kasih dia
kejutan ajah.”
“Kejutan apa
?”
“Lu tau ga,
sebetulnya tuh, gw cinta banget ama Angel. Tapi gw ga tau harus ngapain.”
“Ya udah. Lu
ajah yang langsung ngomong ama dia.”
“Gw malu.
Gini deh, lu suruh dia pulang dari kampus jangan pulang dulu. Ada yang
spesial.”
“Maaf, untuk
yang satu ini, gw ga bisa. Lu harus usaha sendiri. Gw tidur dulu ya.”
“Bo, Boex, tunggu,…
Eh buset, udah tidur ajah nih orang. Dasar, kebo.”
Gw
bener-bener ANDILAW, gw harus tetep milih Angel apa temen gw. Gw emang ga
pernah bilang kalo gw suka sama Angel. Ini juga salah gw sendiri.
* * *
Sudah 1
minggu gw ga ketemu chibi. Bahkan juga jarang sekali bermain dengan
temen-temen. Gw menghabiskan harian gw di rumah, dan tempat kerja, apalagi di
warnet. Gw dapet permainan yang namanya Lost Saga. Lost Saga adalah casual action fighter yang dipenuhi oleh Hero favoritmu dari mitos, legenda, fantasi, sci-fi dan lainnya.
Pada saat
sedang bermain, tiba-tiba ada suara dering SMS dari Hp gw. SMS itu berasal dari
Beni, “Kami tunggu di taman kota. Walaupun kau telpon, kami tak akan menjawab
calling-anmu.” Aku langsung berangkat ke taman kota.
* * *
Sesaat
sampai di sana. Ada Johan, Rohan, Beni, serta Samir, dan juga ada beberapa
chibi.
“Baiklah,
Boex sudah ada di sini”, kata Beni.
“Semuanya,
apa yang sedang terjadi ?” kata gw.
“Eh, Boex.
Sekarang lu pilih, Angel apa Ryn ?” kata Gigi.
“Santai dong
nanyanya”, kata Beni.
“Eh, Ryn dan
Angel itu temen gw. Mereka dipermainkan sama Boex. Makanya gw belain”, kata
Gigi.
“Boex juga
temen gw. Temen gw itu, nggak ada yang nyakitin perasaan wanita”, kata Beni.
“Sudah,
sudah, sudah. Ngapa jadi pada berantem sih. Masalah nggak akan selesai kalo
kita berantem”, kata Samir.
“Bagaimana,
kalo mulai saat ini, pertemanan kita cukup sampai di sini”, kata Cherly.
Mereka pergi
meninggalkan gw dan temen-temen gw. Sepertinya mereka bener-bener marah.
“Boex,
maafin gw. Gw juga ga tau kalo lu juga suka sama Angel”, kata Rohan.
“Ga, ini
salah gw. Selalu memendam perasaan. Sampai-sampai, temen-temen gw ajah ga ada
yang tau”, bantah gw.
“Terus, apa
yang bisa kita perbuat. Sekarang mereka sudah marah besar”, kata Johan.
“Bagaimana
kalo kita menari untuk mereka. Di India, nyanyi dan menari adalah hal rutin
yang selalu dikerjakan”, kata Samir.
“India mulu,
ini di Indonesia, bukan India. Kalo lu mao kayak gitu, lu panggil Shahrukh
Khan, baru gw mao”, kata Johan.
“Gw ada ide,
apa yang harus kita lakukan”, kata gw.
* * *
Gw dan
temen-temen gw, mencari tau, boyband apa dan lagu yang paling chibi suka. Lalu
kita juga bertanya kepada twibi dan twiboys lewat jejaring sosial. Dan kita
juga bertanya-tanya tentang jadwal perform chibi.
Setelah itu,
kita berlatih dance untuk membuat surprise. Sekitar 1 bulan kita berlatih. Kita
juga berlatih salah satu lagu dan dance chibi.
Kita
berhasil mendapatkan jadwal perform yang pas untuk surprise. Tempatnya di
Makassar. Dan untungnya off air, bukan on air. Waktu itu Makassar sedang ber-ULTAH.
Banyak artis Ibukota yang datang. Tetapi tidak ada Cowboy Jr. Kami mengundang
Cowboy Jr. sebagai bintang tamu sukarela. Dan kami juga sudah bicarakan
semuanya kepada kru penyelenggara tanpa sepengetahuan chibi.
Pementasan
telah berjalan setengah jalan. Mata chibi ditutup kain hitam dan dibawa ke
tengah penonton. Pada saat itulah kami mulai beraksi.
“Wah, bagus.
Cowboy Jr….” teriak Cherly.
“ISTIMEWA”,
serempak.
“Maafkan kami chibi. Kami tidak ingin mempermainkan
hati kalian. Sebagai tanda permintaaf kami, kami mengundang Cowboy Jr. untuk
kalian”, kata gw.
“Dan
untuk tetap menjaga persahabatan kita,
kita tidak akan jatuh cinta satu yang lainnya. Persahabatan kita cukup sampai
teman saja, tidak lebih”, kata Beni.
Acara
dilanjutkan kembali. Dan untuk terakhir, Makassar mempersembahkan Cherrybelle
dengan lagu Best Friend Forever beserta semua bintang tamu yang sudah hadir dan
turut memeriahkan acara, termasuk aku.
[Kan slalu
bersama, dalam suka duka, berbagi segalanya. Di saat ku termenung, kau datang
bawa ceria. Di saat ku bahagia, kau jaga penuh hatiku. Apa pun kisahku, kamu
ada untukku. Hanya kaulah sahabat sejatiku. Kita kan slalu bersama, dalam suka
duka, bagi segalanya. Tak terpisahkan. Hanya kau yang ada di hatiku. Kita kan
slalu bersama, (meng)gapai semua cita, (dan) meraih dunia. Walau badai
menghadang, tak akan kita terluka. Cause you are my best friend forever. Di
saat ku termenung, kau datang bawa ceria. Di saat ku bahagia, kau jaga penuh
hatiku. Apa pun kisahku, kamu ada untukku. Hanya kaulah sahabat sejatiku. Kita
kan slalu bersama, dalam suka duka, bagi segalanya. Tak terpisahkan. Hanya kau
yang ada di hatiku. Kita kan slalu bersama, (meng) gapai semua cita, (dan)
meraih dunia. Walau badai menghadang, tak akan kita terluka. Cause you are my
best friend forever.Kan slalu bersama, dalam suka duka, berbagi segalanya. Kan
slalu bersama, dalam suka duka, bagi segalanya. Tak terpisahkan. Hanya kau yang
(hanya kau yang) ada di hatiku (ada di hatiku). Kita kan slalu bersama, (meng)
gapai semua cita, (dan) meraih dunia. Walau badai menghadang, tak akan kita
terluka. Terluka (tak akan kita terluka). Cause you are my BEST FRIEND FOREVER.]
“Lebih baik memiliki sedikit sahabat, daripada
mempunyai sejuta pasangan. Cause, pasangan tidak ada artinya dibandingkan
sahabat.”
“But, pilihlah sahabat yang menerimamu apa adanya.
Bukan karena dari status.”
Oka Prasetyo